Sabtu, 23 Oktober 2010

Roestam Effendi


Roestam Effendi (lahir di Padang, Sumatera Barat, 13 Mei 1903 – meninggal di Jakarta, 24 Mei 1979 pada umur 76 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia dan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Keberadaannya dalam khasanah sastra Indonesia cukuplah penting. Semangat perlawanan terhadap pemerintah penjajahan dituangkan dalam penulisan sajak dan drama yang bersifat metaforik dan menjadi pembaharu dalam gaya. Ia adalah orang asli Hindia-Belanda pertama yang menjadi anggota parlemen Belanda.

Kehidupan Awal
Roestam Effendi lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 13 Mei 1903. Latar belakang keluarganya tidak pernah dibicarakan orang. Roestam tamatan Sekolah Raja (Kweekschool) Bukittinggi yang kemudian melanjutkan sekolahnya di Hogere Kweekschool voor Indlanse Onderwijzers (Sekolah Guru Tinggi untuk Guru Bumiputra) di Bandung. Pada tahun 1926 ia pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan Hoofdakte. Sejak masih duduk di bangku sekolah, Roestam sudah banyak menaruh minat pada soal-soal kebudayaan dan pernah bercita-cita hendak memperbaharui dunia sandiwara yang saat itu lebih bersifat komedi stambul.
Karier
Sebelum pergi ke Belanda, Roestam sempat beberapa lama menjadi kepala sekolah di Adabiah, Padang. Sebelum di Adabiah, ia pernah diangkat menjadi Waarnemend hoofd pada sekolah tingkatan HIS di Siak Sri Indrapura. Namun pengangkatan tersebut ditolaknya. Ia kemudian mendirikan sekolah partikelir yang diberi nama "Adabiah". Sebagai kepala sekolah, ia merasa memiliki kemerdekaan untuk berbuat. Sehingga ketika ia mengepalai sekolah, ia juga terjun ke dunia politik dan aktif menulis.
Di Belanda, Roestam bergabung dengan Partai Komunis Belanda (Communistische Party Nederland, CPN). Roestam juga merupakan satu-satunya orang Hindia yang pernah duduk di parlemen Belanda dari partai tersebut. Ia meninggalkan lapangan sastra di Indonesia, karena ingin memperjuangkan kemerdekaan nasional secara langsung dan aktif di lapangan politik.
Di dunia sastra, keseriusannya untuk mengembangkan sastra Melayu diperlihatkan dengan kegigihannya mempelajari hasil-hasil kesusastraan Melayu seperti hikayat, syair, dan pantun. Pada masa awal kepengarangannya, Roestam sering menggunakan nama-nama samaran seperti Rantai Emas, Rahasia Emas, dan Rangkayo Elok.
Naskah Drama
Karya Roestam yang cukup terkenal ialah Bebasari, yaitu naskah drama yang ditulisnya pada tahun 1920-an. Naskah ini sempat dilarang oleh pemerintah Belanda ketika ingin dipentaskan oleh siswa MULO Padang dan para mahasiswa kedokteran di Batavia (Jakarta). Pelarangan itu disebabkan karena karya ini dianggap sindiran terhadap pemerintah Hindia-Belanda.
Cuplikan teks Bebasari :
Harapan beta perawan pada Bujangga hati pahlawan
Lepaskan beta oh kakanda, lepaskan
Dengarlah peluk asmara hamba
Kilatkan jaya kekasih hati
Isi cerita Bebasari ialah, putri seorang bangsawan yang terkurung di antara kawat berduri, setelah ayahnya dibunuh. Bebasari diculik. Barangkali dia yakin kekasihnya, Bujangga, terus membawa dendam kesumat pada penjahat Rahwana. Bagaimana tak sakit hati Bujangga, kekasih diculik, kerajaan porak-poranda, bapak mati berkubang kesedihan. Hatinya geram dan bersiap menuntut balas. Jiwa kebangsaan, dendam patriotik hingga cinta asmara menjadi senjata pamungkas menghadapi penjajah durjana.
Karya
  • Percikan Permenungan, kumpulan puisi yang pernah dimuat majalah Asjraq, Padang.
  • Bebasari, naskah drama tiga babak.
Sumber : Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar